Posted in movie reviews, ODOPfor99days2017

MOVIE REVIEW 2017 #1 : Arrival

mv5bmtexmzu0odcxndheqtjeqwpwz15bbwu4mde1oti4mzay-_v1_sy1000_cr006401000_al_

Synopsis : When mysterious spacecraft touch down across the globe, an elite team—lead by expert linguist Louise Banks (Amy Adams)—are brought together to investigate. As mankind teeters on the verge of global war, Banks and the team race against time for answers—and to find them, she will take a chance that could threaten her life, and quite possibly humanity.

Awalnya saya nggak begitu minat nonton film ini. Arrival? Hah? Naon sih? Yang kebayang kirain film tentang bandara, atau geliat maskapai penerbangan, haha.
Tapi, gara-gara peer pressure dari khalayak Path (oke, saya emang anaknya ga tahan kalo ga ikut gelombang kekinian), yang pada nonton film ini, dan bilang rame, akhirnya, oke, “yuk Ayah, kita nonton”.
Liat daftar pemainnya, oh, ada Amy Adams sama Jeremy Renner, si Hawkeye, dan Forest Whitaker. Mungkin memang bener rame. Secara, Amy Adams sama Jeremy Renner gitu.

Kesan pertama : Jauhkan pikiran Anda dari segala macam stereotip film-film tentang alien, makhluk luar angkasa dan sejenisnya. Hapus dari benak Anda betapa ngerinya monster Godzilla, jijiknya Alien yang kepalanya lonjong dan darahnya kayak jelly njelembreh-njelembreh warna ijo, atau geuleuhnya alien kecoa raksasa kaya di Men In Black. Alien kan biasanya digambarkan datang ke bumi, untuk nyerang, ngerusak, ngambil sesuatu dari dalam bumi, dan membahayakan kehidupan umat manusia. Nah, Alien yang ada di film ini, jauh, JAUUUH lebih civilized, dari temen-temennya di film yang lain.

Kalo menurut reviewnya temen saya Iko di Path (yang sukses bikin saya jadi kabita nonton juga), pastikan sebelum nonton udah ke toilet dulu, karena hanya Tuhan, dan sutradaranya yang tahu, kapan ceritanya tiba-tiba makjegagik flashback ke masa lalu. Dan you just can’t afford to miss that, karena jawabannya terletak pada sekuens flashback-flashback itu.

Film yang digarap dari novel Ted Chiang berjudul “Story of Your Life” ini, dikemas dengan sinematografi yang ga bikin mata ngantuk meski nontonnya jam setengah 11 malem. Music score-nya pun sukses bikin bulu kuduk berdiri, serem, tapi penasaran, tapi juga sedih.
Film ini pun jadi salah satu contoh film mematahkan istilah “ono rego ono rupo” karena ga perlu biaya mahal untuk buat film sebagus ini.
Dengan cerita yang original, meskipun biaya produksinya relatif rendah untuk genre fiksi ilmiah alias sci-fi, “cuma” USD $47 juta dollar, tapi sutradaranya Dennis Villeneuve, sukses bikin para penonton film berdurasi 116 menit ini jadi baper dengan perasaan yang ditinggalkan dan pasti keinget-inget terus. They say, best films are the ones that have you thinking well after you’ve left the theater. This is absolutely one of those films.

WARNING : SPOILER ALERT!

Ceritanya sih simpel. Seorang ahli linguistik, Louise Banks (Amy Adams), tiba-tiba diminta untuk membantu menyelidiki niat kedatangan makhluk luar angkasa dalam 12 UFO yang tiba-tiba mendarat di 12 titik yang tersebar di berbagai belahan dunia. Banks kemudian bekerja sama dengan ahli fisika, Ian Donelly (Jeremy Renner) untuk menguak misteri itu.

Banyak pertanyaan yang muncul pasti. Ngapain coba pake ahli linguistik buat memecahkan misteri kedatangan alien?
Emangnya, alien bicara pake bahasa apa, bisa diinterogasi sama manusia, ditanya kenapa mereka datang ke bumi? Nah, disitulah, keseruannya dimulai! 😀

KRITIK DARI SI GUE (WARNING : SPOILER ALERT LAGI!)

Keluar dari bioskop, saya memang masih penasaran sama beberapa hal. Misalnya, kan ceritanya si Louise Banks ini punya anak perempuan yang pada akhirnya meninggal dunia karena sakit. Nah, di suatu saat dia seperti menyesali nasib anaknya, yang dikaitkan dengan peristiwa kedatangan makhluk luar angkasa ini. Nah, itu si anaknya sakit karena apa? Apa kemudian ada wabah outbreak yang disebabkan sama makhluk itu? Tau-tau mati aja anaknya. Gak jelas.

Terus. Saya ngerasa, si Ian Donelly (Jeremy Renner) disitu cuma kaya dapet gaji buta. Ngapain coba dia disitu, ga ngapa-ngapain, kecuali jadi objek alat peraga doang? Ga ada detail peran dia sebagai ahli fisika yang digambarkan secara jelas, seperti yang mereka expose dari tokoh utamanya, si ahli linguistik, Louise Banks (Amy Adams). Kesannya, dia cuma bantu ngerjain interprestasi logogram aja saat si Louise Banks lagi kecapean. Situ ahli fisika apa asisten dosen ahli linguistik?

Yang terakhir. Sumpah, aliennya sopan banget. Berbulan-bulan manusia namu ke dalam pesawat UFO-nya, ga diapa-apain loh. Mau aja lagi dikasih les bahasa Inggris gratis. Dibom juga, ga marah pula. Terus, kok bisa ya, manusia bernapas normal di dalam atmosfer pesawat mereka, yang bahkan punya pusat gravitasi yang lebih besar dari kekuatan gravitasi bumi? Bisa bernapas normal tanpa bantuan alat apa-apa loh! It’s just strange.

Despite all of that, secara keseluruhan, film ini memang menyuguhkan sesuatu yang sangat berbeda dan original, yang gak pernah saya dapet dari film-film alien yang pernah saya tonton sebelumnya. Hero-nya adalah AHLI BAHASA, men! Belum pernah rasanya ada film yang “mengawinkan” antara linguistik dan sains dengan genre yang agak “dark” seperti film ini.

amy-adams-arrival
Salah satu scene saat Banks berkomunikasi dengan alien. (Sumber : Jan Thijs/Paramount Pictures)

Sampe saat saya nulis review ini, ratingnya masih tinggi loh… Masih belom penasaran untuk nonton?

Coba deh, tonton trailernya di sini.

IMDb Rating : 8,3/10
Rottentomatoes : 8,4/10
Audience Score Rottentomatoes : 83% liked it
Genre: Drama, Mystery & Suspense, Science Fiction & Fantasy
Directed By : Denis Villeneuve
Written By (Screenplay) : Eric Heisserer
Runtime: 116 minutes

Selamat menonton!∼<3